1)
KAWASAN WISATA “GROJOGAN SEWU”
Jika anda pernah berwisata di
air terjun “Grojogan Sewu” yang terletak di lingkungan Tawangmangu, Kelurahan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, maka anda pasti akan mendapati bahwa di
lokasi wisata sepanjang jalan setapak dari gerbang masuk parkir sampai pintu I
wisata air terjun tersebut akan terdapat bermacam-macam jenis UMKM. Berdasarkan
hasil survey Tim KKN STIE AUB Surakarta Tahun 2015 yang ditempatkan di
Kelurahan Tawangmangu (01/08/2015), kami telah mengidentifikasi beberapa jenis
UMKM yang dapat diuaraikan sebagai berikut :
JENIS UMKM :
a)
PENJUAL TANAMAN HIAS
Dari beberapa penjual tanaman yang terdapat di
area wisata Air Terjun Grojogan Sewu, kami telah mewawancarai seorang pedagang
sebagai sampel secara acak. Dari wawancara tersebut dapat kami ketahui bahwa tingkat
penjualan yang dialami oleh para penjual tanaman di lokasi tersebut rata-rata
mengalami fluktuasi yang tak menentu.
“Pembeli kadang banyak, kadang juga sedikit.
Tergantung pada tingkat dan minat pengunjung terhadap tanaman hias yang pada
dasarnya dapat hidup subur di cuaca pegunungan seperti disini. Tapi jika
benar-benar tak beruntung, malah tak ada satu pot tanaman pun yang terjual.
Jika sudah begitu, saya dan istri hanya dapat legowo dan sabar saja. Jika rejeki, tak akan kemana.”, ungkap Pak
Tarno (70th) yang sudah berjualan tanaman hias sejak 45 tahun yang lalu itu.
Dari Pak Tarno pula kami tahu bahwa di area khusus pedagang tersebut terdapat
organisasi persatuan pedagang yang selalu mengadakan kegiatan rutin baik kegiatan bersih-bersih area wisata, ataupun
arisan antar pedagang.
Sedangkan untuk kendala sendiri, beliau
mengungkapkan bahwa factor utama kerugiannya disebabkan oleh cuaca. “Kalau
musim hujan, dan tanaman itu terkena air hujan terus-menerus, maka akarnya akan
busuk dan pada akhirnya tanaman itu akan mati. Jika begitu terus, kerugian
sudah pasti akan dialami. Jadi untuk mengatasinya, jika sudah menjelang musim
hujan, kami memasang terpal atau bahkan membawa sebagian tanaman itu ke dalam
rumah agar bisa terlindung dari air hujan.” Lanjut Pak Tarno mengungkapkan.
Untuk sosialisasi sendiri beliau mengungkapkan
bahwa dia pernah mendapatkannya dari pemerintah, yang tujuan utamanya
mengembangkan pariwisata sekitar area wisata Grojogan Sewu, dan bahkan ada pula
tawaran pinjaman modal dari Pemerintah Kecamatan dengan tingkat bunga pinjaman
yang cukup rendah.
b)
HOME INDUSTRI BAKPIA KETELA UNGU
Jika anda berjalan menuju area wisata Grojogan
Sewu, pastikan anda untuk mencicipi produk yang satu ini. Bakpia Ketela Ungu
yang bahan utama isiannya adalah ketela ungu yang merupakan umbi-umbian khas
Tawangmangu yang dapat tumbuh dengan begitu subur disana. Olahan yang satu ini
memang layak untuk menjadi oleh-oleh istimewa untuk keluarga anda jika
berkunjung ke Tawangmangu. Selain karena rasanya yang khas, harganya juga
relative terjangkau.
Satu-satunya pedagang bakpia ketela ungu di area
wisata tersebut yaitu Pak Samuji. Ia dibantu dengan istri dan kedua anaknya
membuat bakpia secara tradisional. Untuk penjualannya pun relative berfluktuasi
menyesuaikan dengan tingkat dan minat pengunjung. Sedangkan untuk keuntungan,
beliau mengungkapkan bahwa ia rata-rata dapat memperoleh laba bersih Rp
1.500.000,00/bulan. Untuk produk sendiri, selain Bakpia Ketela Ungu, ia juga
memproduksi Pisang Molen khas Tawangmangu yang sudah terkenal sebagai makanan
wajib yang harus anda coba jika berkunjung ke Tawangmangu.
Untuk organisasi sendiri ia juga mengaku
mengikuti organisasi antar pedagang yang ada di lingkungan pedagang. Dan untuk
sosialisasi sendiri, beliau mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada sidak dari
pihak Disperindag mengenai pematenan produk dan sekligus mengurus perijinan,
namun sampai sekarang tidak ada tindak lanjut dari pihak pemerintah.
c)
PENJUAL KERAJINAN LAMPU HIAS
Saat berjalan-jalan di area wisata Grojogan Sewu,
jika anda merupakan pecinta kerajinan, maka sempatkan diri anda untuk
melihat-lihat produk oleh-oleh terbaru yang berupa Lampu Hias unik yang terbuat
dari mancung kelapa atau manggar.
Untuk produk sendiri, ternyata kerajinan ini
belum diproduksi secara local, karena masih didatangkan dari Yogyakarta.
“Produsennya masih satu keluarga dengan saya, tapi memproduksinya masih
dilakukan di Yogyakarta sebagai pasar utama produk-produk souvenir unik seperti
ini. Karena peminatnya sangat tinggi disana, sedangkan peminat produk-produk
semacam ini masih sangat kecil jika di area Tawangmangu ini. Jadi belum berani
buka produksi sendiri disini.” Ungkap Ibu Sri yang sudah berjualan sejak 5
tahun yang lalu itu.
Untuk harga sendiri, beliau memaparkan bahwa
harga untuk setiap produk kerajinannya masih terbilang sangat terjangkau, yaitu
berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 60.000,00.
d)
PENJUAL BUAH, SAYUR, DAN OLEH-OLEH MAKANAN RINGAN
Sudah merupakan tradisi masyarakat Indonesia
dimana tidak afdol jika anda berwisata dan tak membawa buah tangan untuk
keluarga anda di rumah. jika anda datang
berwisata ke area Tawangmangu, oleh-oleh wajib yang harus anda cari adalah
segala macam olahan dari ketela, seperti kripik ketela dan walangan yang sudah
sangat umum di telingan masyarakat. Selain itu, kripik bayam juga wajib untuk
anda cicipi karena selain bergizi tinggi, juga memiliki rasa yang gurih dan
pasti akan membuat anda ketagihan.
Salah satu pedagang makanan oleh-oleh khas
Tawangmangu yaitu Ibu Paikem. Beliau sudah menjadi pedagang bahkan sejak ia
lulus sekolah dasar, hingga sekarang ia sudah memiliki beberapa kios oleh-oleh
yang menjual oleh-oleh yang beragam antara yang satu dan yang lain.
Untuk produk yang dijualnya, seperti aneka
kripik, walangan, dan snack lainnya, beliau memproduksinya sendiri di rumahnya
yang berada di Desa Kalisoro RT.01/04 dengan dibantu oleh 7 orang keluarganya.
Untuk penjualannya sendiri beliau mengaku bahwa ia tergabung dalam klaster
wisata Tawangmangu dan saling bekerjasama antar pedagang lain dalam usaha
meningkatkan kualitas dan penjualan produk.
e)
PERSEWAAN KUDA
Di area Grojogan Sewu selain ada banyak penjual,
juga terdapat persewaan kuda. Apabila
para orang tua yang ingin berwisata ke Grojogan Sewu dengan membawa
anak-anaknya, bisa jadi anak – anaknya itu ingin menaiki kuda. Karena,
kebanyakan yang menyewa kuda adalah para anak- anak kecil. Nah…. Para orang tua
pun bisa memilih salah satu dari beberapa persewaan kuda yang ada di tempat
wisata tersebut. Biaya sewa pun juga sangat terjangkau. Berikut biaya sewa/
tarif kuda di area Grojogan sewu :
ü Rp 30.000,00 – Rp 40.000,00
Apabila hanya
mengelilingi Taman Balekambang maupun hanya sampai Pintu Masuk I.
ü Rp 80.000,00
Apabila pengunjung
menyewa kuda selama 1 jam
ü Rp 100.000,00
Apabila pengunjung
menyewa kuda sampai dengan Pintu II Grojogan Sewu.
Bapak Sandiman dari Pancot
Kalisoro, salah satu orang dari 150 penyewa kuda yang menyewakan kudanya di
area Grojogan Sewu sudah menyewakan kudanya selama 20 tahun mengatakan bahwa
“akhir – akhir ini terdapat penurunan yang cukup signifikan, artinya di
Grojogan Sewu pengunjungnya dari tahun ke tahun semakin menurun dan pengunjung
yang menyewa kuda pun juga semakin menurun”.
Kendala yang dihadapi para
penyewa kuda di area Grojogan Sewu yaitu medan yang ditempuh cukup sulit karena
jalannya naik turun. Selain itu, biaya perawatan dan biaya makan yang harus
diberikan ke kuda pun juga mahal, apalagi kalau kudanya sakit. Sekali suntik
membutuhkan biaya sebesar Rp 100.000,00.
Bapak Sandiman memberikan makan kudanya berupa
katul dan rumput. Rumput yang diberikan dapat berupa rumput sembarang maupun
rumput gajah.
Pekerjaan
sampingan para penyewa kuda di area Grojogan Sewu tersebut kebanyakan sebagai
petani sayuran dan petani bawang merah maupun bawang putih. Kotoran kuda bisa
dimanfaatkannya sebagai pupuk.
Para penyewa kuda itu juga
membentuk sebuah organisasi yang setiap bulannya mengadakan pertemuan rutin
untuk arisan. Sebesar Rp 25.000,00 disetorkan dalam arisan rutin tersebut. Kas
yang terkumpul dalam arisan tersebut bisa digunakan untuk keperluan masyarakat
di area Grojogan Sewu salah satunya kas tersebut digunakan untuk membangun
kerusakan jalan di sekitar area Grojogan Sewu.
2)
HOME INDUSTRI HANGER
Lingkungan Tawangmangu terkenal
dengan produk molennya. Namun juga terdapat UMKM yang memproduksi hanger yang
bertempat di RT04/RW O6 di lingkungan tawanmangu. Usaha hanger tersebut
dikelola oleh Bapak Suwarno H.S, atau yang kerap disapa dengan Bapak Warno.
Usaha hanger tersebut merupakan usaha keluarga.
Sebelum memproduksi hanger Bapak Suwarno H.S
pernah menjadi pengusaha souvenir. Souvenir tersebut diberi nama “Makaryo
Souvenir’. Makaryo souvenir berdiri pada tahun 1989 yang terdiri dari 21
karyawan. Bapak suwarno H.S bersama karyawannya telah mendapatkan banyak
penghargaan baik tingkat Klaten, Salatiga, Boyolali, Surakarta, dll mengenai
gugus kendali mutu.
Meskipun telah mendapat banyak
pengharggan namun tetap saja terdapat kendala dalam memproduksi souvenir
tersebut. Salah satu kendala tersebut adalah tingginya biaya produksi sedangkan
harga jualnya terlalu rendah. Hal tersebut membuat Pak Warno menghentikan
produksinya dan beralih menjadi pengusaha hanger.
Pak Warno memulai bisnis
hangernya dengan modal Rp 500.000 dan memperkejakan karyawan sebanyak 4 orang. Produksi
tersebut menggunakan metode pesanan, yaitu produk hanya diproduksi setelah ada
pesanan dengan minimal order sebanyak 20 dosin. Uniknya hanger tersebut terbuat
dari bahan kayu pinus. Hanger tersebut dijual secara grosir dengan harga Rp
90.000 per dosin. Hanger kayu pinus tersebut dipasarkan di daerah Solo,
Karanganyar, dll. Meskipun baru berjalan selama tiga tahun, Pak Warno telah
mempunyai empat pelaggan tetap dan menghasilkan laba sebesar 20%.
karanganyar emang nda ada matinya,
BalasHapusuntuk pembangunan serahkan sewa molennya di :
https://sewa-molen-cor-dikaranganyar.blogspot.com