Sabtu, 29 Agustus 2015

IDENTIFIKASI DAN PROFIL UMKM PADA KLASTER PARIWISATA KELURAHAN TAWANGMANGU KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

LINGKUNGAN TAWANGMANGU
 
1)     KAWASAN WISATA “GROJOGAN SEWU”



Jika anda pernah berwisata di air terjun “Grojogan Sewu” yang terletak di lingkungan Tawangmangu, Kelurahan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, maka anda pasti akan mendapati bahwa di lokasi wisata sepanjang jalan setapak dari gerbang masuk parkir sampai pintu I wisata air terjun tersebut akan terdapat bermacam-macam jenis UMKM. Berdasarkan hasil survey Tim KKN STIE AUB Surakarta Tahun 2015 yang ditempatkan di Kelurahan Tawangmangu (01/08/2015), kami telah mengidentifikasi beberapa jenis UMKM yang dapat diuaraikan sebagai berikut :
JENIS UMKM :
a)     PENJUAL TANAMAN HIAS

Dari beberapa penjual tanaman yang terdapat di area wisata Air Terjun Grojogan Sewu, kami telah mewawancarai seorang pedagang sebagai sampel secara acak. Dari wawancara tersebut dapat kami ketahui bahwa tingkat penjualan yang dialami oleh para penjual tanaman di lokasi tersebut rata-rata mengalami fluktuasi yang tak menentu.

“Pembeli kadang banyak, kadang juga sedikit. Tergantung pada tingkat dan minat pengunjung terhadap tanaman hias yang pada dasarnya dapat hidup subur di cuaca pegunungan seperti disini. Tapi jika benar-benar tak beruntung, malah tak ada satu pot tanaman pun yang terjual. Jika sudah begitu, saya dan istri hanya dapat legowo dan sabar saja. Jika rejeki, tak akan kemana.”, ungkap Pak Tarno (70th) yang sudah berjualan tanaman hias sejak 45 tahun yang lalu itu. Dari Pak Tarno pula kami tahu bahwa di area khusus pedagang tersebut terdapat organisasi persatuan pedagang yang selalu mengadakan kegiatan rutin baik  kegiatan bersih-bersih area wisata, ataupun arisan antar pedagang.

Sedangkan untuk kendala sendiri, beliau mengungkapkan bahwa factor utama kerugiannya disebabkan oleh cuaca. “Kalau musim hujan, dan tanaman itu terkena air hujan terus-menerus, maka akarnya akan busuk dan pada akhirnya tanaman itu akan mati. Jika begitu terus, kerugian sudah pasti akan dialami. Jadi untuk mengatasinya, jika sudah menjelang musim hujan, kami memasang terpal atau bahkan membawa sebagian tanaman itu ke dalam rumah agar bisa terlindung dari air hujan.” Lanjut Pak Tarno mengungkapkan.

Untuk sosialisasi sendiri beliau mengungkapkan bahwa dia pernah mendapatkannya dari pemerintah, yang tujuan utamanya mengembangkan pariwisata sekitar area wisata Grojogan Sewu, dan bahkan ada pula tawaran pinjaman modal dari Pemerintah Kecamatan dengan tingkat bunga pinjaman yang cukup rendah.


b)     HOME INDUSTRI BAKPIA KETELA UNGU

Jika anda berjalan menuju area wisata Grojogan Sewu, pastikan anda untuk mencicipi produk yang satu ini. Bakpia Ketela Ungu yang bahan utama isiannya adalah ketela ungu yang merupakan umbi-umbian khas Tawangmangu yang dapat tumbuh dengan begitu subur disana. Olahan yang satu ini memang layak untuk menjadi oleh-oleh istimewa untuk keluarga anda jika berkunjung ke Tawangmangu. Selain karena rasanya yang khas, harganya juga relative terjangkau.

Satu-satunya pedagang bakpia ketela ungu di area wisata tersebut yaitu Pak Samuji. Ia dibantu dengan istri dan kedua anaknya membuat bakpia secara tradisional. Untuk penjualannya pun relative berfluktuasi menyesuaikan dengan tingkat dan minat pengunjung. Sedangkan untuk keuntungan, beliau mengungkapkan bahwa ia rata-rata dapat memperoleh laba bersih Rp 1.500.000,00/bulan. Untuk produk sendiri, selain Bakpia Ketela Ungu, ia juga memproduksi Pisang Molen khas Tawangmangu yang sudah terkenal sebagai makanan wajib yang harus anda coba jika berkunjung ke Tawangmangu.

Untuk organisasi sendiri ia juga mengaku mengikuti organisasi antar pedagang yang ada di lingkungan pedagang. Dan untuk sosialisasi sendiri, beliau mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada sidak dari pihak Disperindag mengenai pematenan produk dan sekligus mengurus perijinan, namun sampai sekarang tidak ada tindak lanjut dari pihak pemerintah.


c)      PENJUAL KERAJINAN LAMPU HIAS

Saat berjalan-jalan di area wisata Grojogan Sewu, jika anda merupakan pecinta kerajinan, maka sempatkan diri anda untuk melihat-lihat produk oleh-oleh terbaru yang berupa Lampu Hias unik yang terbuat dari mancung kelapa atau manggar.



Untuk produk sendiri, ternyata kerajinan ini belum diproduksi secara local, karena masih didatangkan dari Yogyakarta. “Produsennya masih satu keluarga dengan saya, tapi memproduksinya masih dilakukan di Yogyakarta sebagai pasar utama produk-produk souvenir unik seperti ini. Karena peminatnya sangat tinggi disana, sedangkan peminat produk-produk semacam ini masih sangat kecil jika di area Tawangmangu ini. Jadi belum berani buka produksi sendiri disini.” Ungkap Ibu Sri yang sudah berjualan sejak 5 tahun yang lalu itu.

Untuk harga sendiri, beliau memaparkan bahwa harga untuk setiap produk kerajinannya masih terbilang sangat terjangkau, yaitu berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 60.000,00.


d)     PENJUAL BUAH, SAYUR, DAN OLEH-OLEH MAKANAN RINGAN



Sudah merupakan tradisi masyarakat Indonesia dimana tidak afdol jika anda berwisata dan tak membawa buah tangan untuk keluarga anda di rumah.  jika anda datang berwisata ke area Tawangmangu, oleh-oleh wajib yang harus anda cari adalah segala macam olahan dari ketela, seperti kripik ketela dan walangan yang sudah sangat umum di telingan masyarakat. Selain itu, kripik bayam juga wajib untuk anda cicipi karena selain bergizi tinggi, juga memiliki rasa yang gurih dan pasti akan membuat anda ketagihan.


Salah satu pedagang makanan oleh-oleh khas Tawangmangu yaitu Ibu Paikem. Beliau sudah menjadi pedagang bahkan sejak ia lulus sekolah dasar, hingga sekarang ia sudah memiliki beberapa kios oleh-oleh yang menjual oleh-oleh yang beragam antara yang satu dan yang lain.



Untuk produk yang dijualnya, seperti aneka kripik, walangan, dan snack lainnya, beliau memproduksinya sendiri di rumahnya yang berada di Desa Kalisoro RT.01/04 dengan dibantu oleh 7 orang keluarganya. Untuk penjualannya sendiri beliau mengaku bahwa ia tergabung dalam klaster wisata Tawangmangu dan saling bekerjasama antar pedagang lain dalam usaha meningkatkan kualitas dan penjualan produk.


e)     PERSEWAAN KUDA

Di area Grojogan Sewu selain ada banyak penjual, juga terdapat persewaan  kuda. Apabila para orang tua yang ingin berwisata ke Grojogan Sewu dengan membawa anak-anaknya, bisa jadi anak – anaknya itu ingin menaiki kuda. Karena, kebanyakan yang menyewa kuda adalah para anak- anak kecil. Nah…. Para orang tua pun bisa memilih salah satu dari beberapa persewaan kuda yang ada di tempat wisata tersebut. Biaya sewa pun juga sangat terjangkau. Berikut biaya sewa/ tarif kuda di area Grojogan sewu :
ü  Rp 30.000,00 – Rp 40.000,00
Apabila hanya mengelilingi Taman Balekambang maupun hanya sampai Pintu Masuk I.
ü  Rp 80.000,00
Apabila pengunjung menyewa kuda selama 1 jam
ü  Rp 100.000,00
Apabila pengunjung menyewa kuda sampai dengan Pintu II Grojogan Sewu.


Bapak Sandiman dari Pancot Kalisoro, salah satu orang dari 150 penyewa kuda yang menyewakan kudanya di area Grojogan Sewu sudah menyewakan kudanya selama 20 tahun mengatakan bahwa “akhir – akhir ini terdapat penurunan yang cukup signifikan, artinya di Grojogan Sewu pengunjungnya dari tahun ke tahun semakin menurun dan pengunjung yang menyewa kuda pun juga semakin menurun”.
Kendala yang dihadapi para penyewa kuda di area Grojogan Sewu yaitu medan yang ditempuh cukup sulit karena jalannya naik turun. Selain itu, biaya perawatan dan biaya makan yang harus diberikan ke kuda pun juga mahal, apalagi kalau kudanya sakit. Sekali suntik membutuhkan biaya sebesar Rp 100.000,00.
Bapak Sandiman memberikan makan kudanya berupa katul dan rumput. Rumput yang diberikan dapat berupa rumput sembarang maupun rumput gajah.
Pekerjaan sampingan para penyewa kuda di area Grojogan Sewu tersebut kebanyakan sebagai petani sayuran dan petani bawang merah maupun bawang putih. Kotoran kuda bisa dimanfaatkannya sebagai pupuk.



Para penyewa kuda itu juga membentuk sebuah organisasi yang setiap bulannya mengadakan pertemuan rutin untuk arisan. Sebesar Rp 25.000,00 disetorkan dalam arisan rutin tersebut. Kas yang terkumpul dalam arisan tersebut bisa digunakan untuk keperluan masyarakat di area Grojogan Sewu salah satunya kas tersebut digunakan untuk membangun kerusakan jalan di sekitar area Grojogan Sewu.


2)     HOME INDUSTRI HANGER

Lingkungan Tawangmangu terkenal dengan produk molennya. Namun juga terdapat UMKM yang memproduksi hanger yang bertempat di RT04/RW O6 di lingkungan tawanmangu. Usaha hanger tersebut dikelola oleh Bapak Suwarno H.S, atau yang kerap disapa dengan Bapak Warno. Usaha hanger tersebut merupakan usaha keluarga.

 


 Sebelum memproduksi hanger Bapak Suwarno H.S pernah menjadi pengusaha souvenir. Souvenir tersebut diberi nama “Makaryo Souvenir’. Makaryo souvenir berdiri pada tahun 1989 yang terdiri dari 21 karyawan. Bapak suwarno H.S bersama karyawannya telah mendapatkan banyak penghargaan baik tingkat Klaten, Salatiga, Boyolali, Surakarta, dll mengenai gugus kendali mutu.


Meskipun telah mendapat banyak pengharggan namun tetap saja terdapat kendala dalam memproduksi souvenir tersebut. Salah satu kendala tersebut adalah tingginya biaya produksi sedangkan harga jualnya terlalu rendah. Hal tersebut membuat Pak Warno menghentikan produksinya dan beralih menjadi pengusaha hanger.
Pak Warno memulai bisnis hangernya dengan modal Rp 500.000 dan memperkejakan karyawan sebanyak 4 orang. Produksi tersebut menggunakan metode pesanan, yaitu produk hanya diproduksi setelah ada pesanan dengan minimal order sebanyak 20 dosin. Uniknya hanger tersebut terbuat dari bahan kayu pinus. Hanger tersebut dijual secara grosir dengan harga Rp 90.000 per dosin. Hanger kayu pinus tersebut dipasarkan di daerah Solo, Karanganyar, dll. Meskipun baru berjalan selama tiga tahun, Pak Warno telah mempunyai empat pelaggan tetap dan menghasilkan laba sebesar 20%.

1 komentar:

  1. karanganyar emang nda ada matinya,
    untuk pembangunan serahkan sewa molennya di :

    https://sewa-molen-cor-dikaranganyar.blogspot.com

    BalasHapus