1)
KRIPIK TEMPE “KANA”
Lingkungan Ngledoksari
merupakan lingkungan di kelurahan Tawangmangu yang paling terpencil daerahnya
karena akses jalannya cukup sulit ditempuh. Namun demikian, lingkungan
Ngledoksari sangat terkenal dengan kripik tempenya. Salah satu kripik tempe
yang paling terkenal yaitu Kripik Tempe “KANA” yang diproduksi oleh Bapak Ismi
Setiawan yang bermukim di Rt 03/12 Ngledoksari. Nama “KANA” berasal dari nama
penggabungan anaknya yang bernama Tika (15 th) dan Tina (13 th). Modal awal
yang digunakan Bapak Ismi Setiawan yaitu sebesar Rp 1.500.000,00. Awal produksi
hanya mempunyai tenaga kerja berjumlah 5 orang. Namun sekarang tenaga kerja
yang ada di tempat produksi tersebut ada 9 orang. Bapak Ismi Setiawan telah
memproduksi kripik tempe sekitar 7 tahun dan keuntungan setiap bulannya sebesar
Rp 6.000.000,00.
Kendala yang dihadapinya adalah
mengenai masalah tenaga kerja yang masih minim serta didalam memproduksi kripik
tempe masih dilakukan secara manual. Kendala yang dihadapi adalah factor cuaca,
jika cuaca terlalu dingin maka tempe harus dipanasi. Selain itu kendaraan yang
digunakan sebagai alat transportasimasih menggunakan mobil sendiri. Kripik
tempe yang diproduksi oleh Bapak Ismi Setiawan belum memiliki ijin dari
pemerintah seperti BPOM dan P-IRT, namun Bapak Ismi Setiawan sendiri mempunyai
rencana mengenai pengajuan P-IRT. Produk kripik tempe tersebut dapat bertahan selama 15 hari, dan
didalam 15 hari tersebut produk kripik tempe yang diproduksi selalu habis
dipasaran. Setiap harinya Bapak Ismi Setiawan memproduksi sebanyak 6 kg kripik
tempe dengan harga jual 1 kg sebesar Rp 25.000,00. Dihari Raya Idul Fitri
permintaan pasar sebanyak 1,5 kw. Permintaan pasar hanya di daerah Karanganyar.
Walaupun bahan-bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi kripik tempe naik, harga produk yang diperjualkan
tidak mengalami kenaikan. Selama 7 tahun memproduksi kripik tempe, Bapak Ismi
Setiawan beberapa kali menghadiri pameran di Boyolali tidak setiap bulan, namun jika ada undangan
saja. Didalam pameran tersebut Bapak Ismi Setiawan belum pernah mendapat
penghargaan sama sekali serta belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Bapak Ismi Setiawan sendiri tidak berani mengajukan kredit kepada bank untuk
memperbesar produksinya karena kurangnya pengetahuan mengenai ekonomi di
perbankan. Lahan belakang dari rumah Bapak Ismi Setiawan dimanfaatkan untuk
proses pengemasan yang dikerjakan oleh 3 orang. Bahan baku kedelai yang sudah
tidak digunakan diberikan sapi untuk dimakan.
Selain kripik tempe yang
diproduksi, Bapak Ismi Setiawan juga memproduksi tempe panjang yang dibungkus
dengan plastic dan dipasarkan dengan harga Rp 3.000,00 per bungkus. Modal yang
digunakan untuk memproduksi tempe dan kripik tempe terpisah. Produk tempe
panjang hanya dijual didaerah Tawangmangu saja. Laba yang diperoleh didalam
memproduksi tempe panjang sebanyak Rp 6.000.000,00. Karyawan digaji setiap 2
hari sekali. Sebelum karyawan diperkerjakan, ada pelatihan terlebih dahulu
untuk setiap karyawan. Produksi kripik tempe tersebut libur jika Bapak Ismi
Setiawan beserta keluarga pulang kekampung yaitu ke Jawa Timur. Di Jawa Timur
juga terdapat usaha kripik tempe yang didirikan oleh Orangtua dari istri Bapak
Ismi Setiawan.
Online Casino – Best Online Casinos of 2021 - Kadangpintar
BalasHapusA complete overview of Online Casino Games and Features. Best Online 제왕 카지노 Casinos of 2021 · 1. Wild Casino, +250 · 2. Spins, +100 · 카지노 3. kadangpintar Slot